Minggu, 18 Juni 2017

Teknologi Kesehatan (MRI)

4. MRI
MRI( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik terkini bagi memeriksa dan mengenalpasti tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa pembedahan, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif. selama pemeriksan MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan dikirimkan ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam.

manfaat pemeriksaan dengan MRI MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitive untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh, terutama otak,.sumsum tulang belakang, susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan x-ray biasa maupun CT scan Juga jaringan lunak dalam susunan musculoskeletal seperti otot, ligament , tendon , tulang rawan , ruang sendi seperti misalnya pada cedera lutut maupun cedera sendi bahu. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan dengan MRI yaitu evaluasi anatomi dan kelainan dalam rongga dada, payudara , organ organ dalam perut, payudara, pembuluh darah, dan jantung, . Pada umumnya struktur tulang akan dapat lebih diteliti dengan lebih baik dengan CT scan daripada dengan MRI.

pemeriksaan dengan MRI
Prosedur MRI tidak menimbulkan sakit, kerusakan jaringan dan sebagainya. Namun karena berada di medan magnet yang besar,pada saat pemeriksaan berlangsung akan dapat menarik benda-benda yang bersifat logam, dan menyebabkan tempatnya bergeser .Bisa dibayangkan jika letaknya di dalam tubuh maka akan dapat melukai pasien. Oleh karena itu sangatlah penting diingatkan kepada pasien untuk melepas benda-benda yang bersifat logam sebelum pasien menjalani pemeriksaan MRI. Fasilitas MRI tentu saja mengharuskan operator atau staf radiologi untuk mengetahui keberadaan benda-benda logam di dalam tubuh dengan menanyakan riwayat operasi atau riwayat kesehatan pasien sebelumnya. Benda-benda logam yang ditanamkan di dalam tubuh (implant) antara lain dapat berupa clip pada operasi aneurisma, pacemaker pada jantung, alat bantu dengar (hearing-aid), gigi palsu, dan sebagainya. Pada pasien dengan keadaan-keadaan tersebut diatas prosedur MRI dapat dibatalkan karena takut akan melukai pasien.

Keunggulan MRI ?
Kelebihan MRI berbanding peralatan lain ialah gambar yang dihasilkan lebih jelas serta dapat dilihat dari berbagai sisi tanpa melibatkan pengunaan radiasi, memberikan hasil tanpa perlu mereposisi pasien, tidak menggunakan kontras untuk sebagian besar pemeriksaan MRI. Fasilitas MRI di Rumah Sakit Medistra dilengkapi dengan kemampuan untuk menilai funksi organ tertentu secara dinamik ( Functional MRI ), untuk menilai distribusi darah baik di otak maupun di jantung ( Perfusion Imaging ) serta melihat metabolisme yang ada didalam sebuah tumor (Spectroscopy Imaging )


Sebelum prosedur MRI pasien akan diminta untuk mengisi kuesioner / selembar kertas mengenai keadaan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan MRI. Selain itu pasien akan ditanyakan juga riwayat kesehatan atau operasi sebelumnya.
Seperti pada pemeriksaan CT scan dan Radiologi lainnya , kadang kadang dokter memerlukan penyuntikan kontras media intra vena pada kasus tertentuk untuk memperjelas kelainan yang ada didalam tubuh .Untuk hal ini pasien diharapkan puasa untuk tidak makan padat 4 jam sebelum pemerikaan . Dan untuk menghindari kemungkinan risiko penyuntikan kontras intravena terhadap gangguan funksi ginjal , maka diperlukan penilaian funksi ginjal ( cek ureum dan creatinine darah ) sebelum pemeriksaan dilakukan
MRI dilakukan di ruangan khusus dan pasien akan diminta oleh staf radiologi untuk berbaring didalam meja pemeriksaan . Selanjutnya dipasang penutup telinga untuk mengurangi bunyi mesin yang tidak diinginkan.( beberapa jenis suara akan terdengar dari mesin selama pemeriksaan berlangsung ) .
Hal penting yang harus dilakukan oleh pasien adalah berbaring dengan tenang dan relaks. Pemeriksaan MRI biasanya berlangsung antara 20-60 menit tergantung dari bagian tubuh mana yang akan diperiksa .
Saat pemeriksaan berlangsung petugas MRI akan dapat berkomunikasi dengan Anda dapat mendengar Anda, serta mengobservasi Anda setiap saat. Segera sampaikan kepada petugas MRI jika ada perasaan yang tidak nyaman pada saat pemeriksaan berlangsung. Setelah prosedur MRI selesai, Anda dapat melakukan aktivitas normal.

Teknologi kesehatan (CT - SCAN)


CT - SCAN
CT singkatan dari Computed Temography sedangkan Scan adalah foto. Secara Umum CT scan adalah merupakan mesin pemindai berbentuk lingkaran yang besar, cukup untuk dimasuki orang dewasa dengan posisi berbaring.
CT Scan adalah salah satu jenis pemeriksaan penunjang medis dengan menggunakan sinar X dengan bantuan Operator yang handal dapat memeriksa jaringan tubuh yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan pasien dan dokter.
Fungsi Alat CT-Scan
Fungsi dari alat ini adalah untuk menghasilkan foto bagian-bagian dalam dari tubuh dengan lebih lengkap dan akurat. Hal ini dikarenakan foto yang dihasilkan dari CT-Scan ini merupakan foto (gambar) bagian dalam tubuh berupa irisan. Selain itu dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memonitor beragam kondisi kesehatan.

Syarat untuk Melakukan CT-Scan

  1. Melakukan diagnosis kelainan otot dan tulang, seperti tumor atau retak pada tulang.
  2. Menentukan lokasi tumor, infeksi, atau bekuan darah.
  3. Memandu prosedur medis ketika melakukan operasi, biopsi, atau terapi radiasi.
  4. Mendeteksi dan memonitor kondisi dan penyakit tertentu, seperti kanker, sakit jantung, nodul pada paru-paru, dan massa pada hati.
  5. Mencari tahu cedera atau pendarahan internal.
Tahapan sebelum dilakukan CT - Scan
 Berikut ini langkah-langkah yang perlu diketahui sebelum Dilakukan CT scan.
  1. Ketika akan menjalani CT scan, Anda akan diminta untuk mengganti baju dengan pakaian khusus yang disediakan pihak rumah sakit. Anda juga akan diminta untuk melepas semua perhiasan sebab logam dapat mengganggu proses pemindaian.
  2. Apabila CT scan dilakukan pada bagian kepala, sebelumnya Anda sudah diinformasikan untuk melepaskan gigi palsu. Selain itu, alat bantu dengar dan jepit rambut juga harus dilepaskan.
  3. Bicarakan terlebih dahulu pada radiografer jika Anda merasa tegang atau memiliki fobia berada di ruang tertutup sebab hal itu dapat menghalangi proses CT scan. Petugas tersebut kemungkinan dapat membantu Anda untuk merasa lebih tenang. Jika diperlukan, Anda bisa bicarakan dengan ahli medis untuk mengonsumsi obat penenang.
  4. Untuk CT scan pada bagian otak atau perut, kemungkinan Anda akan diberikan cairan kontras sebelumnya. Cairan tersebut berisi pewarna aman yang akan membantu memperjelas gambar. Tergantung bagian tubuh mana yang akan dilakukan CT scan, cairan kontras dalam diberikan dalam bentuk minuman atau disuntikkan ke dalam aliran darah. Cairan itu kemudian akan dikeluarkan tubuh melalui urin.
  5. Meski jarang terjadi, cairan kontras dapat mengakibatkan reaksi alergi pada sebagian orang. Konsultasikan terlebih dahulu kepada radiografer jika memiliki reaksi alergi terhadap iodin atau cairan kontras sebelumnya

Kelebihan Alat CT scan

  1. Gambar yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat.
  2. Tidak invasive (tindakan non-bedah).
  3. Waktu perekaman cepat.
  4. Gambar yang direkontruksi dapat dimanipulasi dengan komputer sehingga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Teknologi kesehatan (Rontgen)


2. Rontgen
Rontgen atau dikenal dengan sinar X merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar X dalam mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya dada, jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tengkorak, rangka.
 Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan radiasi radiasi sinar X yang sedikit karena tingginya kualitas film sinar X dan digunakan untuk melakukan skrinning dari berbagai kelainan yang ada pada organ.
Sinar X merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek sehingga dapat menembus benda-benda. Sinar X ditemukan oleh sarjana fisika berkebangsaan Jerman yaitu W. C. Rontgen tahun 1895.
a.      Manfaat Sinar X
a)      Sinar X lembut digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf. Sinar X boleh menembusi badan manusia tetapi diserap oleh bagian yang lebih tumpat seperti tulang. Gambar foto sinar X digunakan untuk mengesan kecacatan tulang, mengesan tulang yang patah dan melihat keadaan organ-organ dalam badan.
b)      Sinar X keras digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanker. Kaedah ini dikenal sebagai radioterapi.
c)      Analisis kondisi tulang.
d)     Penentuan kerapatan tulang dengan bone densitometer perindustrian.
b.      Bahaya Sinar X
a)      Bila sinar X mengenai tubuh manusia akan menyebabkan jaringan kulit menjadi mengering, jaringan tulang akan keropos dan sel telur perempuan akan mati, sehingga menyebabkan mandul.
b)      Radiasi dari sinar X ini bukanlah penyakit, akan tetapi dampak radiasi ini akan menurunkan tingkat stamina dan kekebalan tubuh seseorang.
c)      Sinar X yang dipaparkan kepada wanita hamil dapat berpotensi menimbulkan keguguran, atau cacat janin, termasuk malformasi, pertumbuhan terlambat, terbentuk kanker pada usia dewasanya, atau kelainan lainnya.
c.       Dampak Sinar X bagi Kehamilan
Bayi dalam perut ibu adalah sensitif terhadap sinar X karena bayi tersebut sedang mengalami pembelahan sel-sel secara cepat untuk menjadi jaringan dan organ yang bermacam-macam. Tergantung pada tingkat paparannya, sinar X yang dipaparkan kepada wanita hamil dapat berpotensi menimbulkan keguguran, atau cacat janin, termasuk malformasi, pertumbuhan terlambat, terbentuk kanker pada usia dewasanya, atau kelainan lainnya.
Komisi pengaturan nuklir memberikan gambaran radiasi 2-6 pada janin akan meningkatkan resiko terbentuknya sel kanker. Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara paparan 5 -10 rad pada wanita hamil dan cacat bawaan.
Sebuah penelitian di Inggris memperkirakan jumlah paparan sinar X pada janin setelah ibunya mengalami pemeriksaan rontgen sebelum menyadari bahwa mereka dalam keadaan hamil.
Hasil pemeriksaannya cukup menggembirakan, bahwa janin hanya terpapar 0.5 - 1.5 rad setelah pemeriksaan rontgen perut atau punggung bawah ibu, sementara bagian tubuh ibu yang jauh menerima paparan 10-100 kali lebih rendah. Komisi pengaturan nuklir membatasi satuan 2 rads sebagai ambang radiasi yang mungkin menyebabkan kerusakan janin.
Usia Kehamilan (minggu ke) Efek
a)      0–1 (pre-implantasi) Kematian embryo.
b)      2–7 (pembentukan organ) Malformasi, pertumbuhan terhambat, kanker.
c)      8–40 (fetal stage) Malformasi, pertumbuhan terhambat, kanker, gangguan pertumbuhan mental.
B.     Indikasi untuk Melakukan Rontgen
Indikasi pemeriksaan foto thoraks secara khusus:
a.       Sesak napas pada bayi           
a)      Untuk memastikan ada tidaknya kelainan di thoraksnya (rongga dada)
b)      Dokter membutuhkan photo rontgen agar penanganannya tepat.
b.      Bayi muntah hijau terus menerus
a)      Bila dokter mencurigai muntahnya disebabkan sumbatan di saluran cerna, maka pengambilan photo rontgen pun akan dilakukan.
b)     Pertimbangan dokter untuk melakukan tindakan ini tidak semata-mata berdasarkan usia,melainkan lebih pada resiko dan manfaatkannya.
c.       Deteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya. Bagi balita sampai kalangan dewasa, photo rontgen lazimnya dimanfaatkan untuk mendeteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya.
C.     Ragam Pemeriksaan Rontgen
a.       Radiografi konvesional tanpa persiapan
a)      Maksudnya, saat klien datang bisa langsung di foto.
b)      Untuk pemeriksaan tulang atau toraks.
b.      Radiografi konvensional dengan persiapan
a)      Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di antaranya untuk foto rontgen perut.
b)      Sebelum pelaksanaan, klien diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap.
c)      Dengan begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas memperlihatkan kelainan yang dideritanya.
c.       Pemeriksaan dengan kontras
a)      Sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara diminum, atau dimasukkan lewat anus, atau disuntikkan ke pembuluh vena.
b)      Alat rontgen yang digunakan untuk pemeriksaan selanjutnya adalah fluoroskopi.
c)      Pemeriksaan dilakukan jika usus atau lambung klien dicurigai terputar.
d)     Untuk klien yang dicurigai menderita Hirschsprung (penyempitan di usus besar yang disebabkan bagian usus tidak memiliki persarafan pada dindingnya), kontras dimasukkan lewat anus.
e)      Untuk klien yang mengalami kelainan ginjal atau saluran kemih, kontras dimasukkan lewat pembuluh vena atau kandung kemih.
D.    Proyeksi Pemeriksaan Thoraks
Terdapat 3 macam proyeksi pemeriksaan foto thoraks, yakni:
a.       Proyeksi PA (Postero-Anterior)
Cara pemeriksaan foto thoraks dengan proyeksi PA (Posterior-Anterior), yaitu:
a)      Sinar dipancarkan ke arah film melalui punggung (posterior) pasien.
b)      Biasanya, posisi pasien berdiri tegak dengan bagian anterior menempel pada film.
c)      Tangan bertolak pinggang untuk mengangkat skapula agar tidak menutupi lapangan paru.
d)     Sinar dipancarkan pada saat pasien menahan nafas dalam (inspirasi) agar rongga thoraks mengembang maksimal dengan gambaran diafragma yang terdorong ke arah abdomen.
e)      Dengan tujuan adalah akan dapat memberikan gambaran paru/jantung seperti aslinya.
f)       Pemeriksaan hanya bisa dilakukan di ruang radiologi
b.      Proyeksi AP (Antero-Posterior)
Cara pemeriksaan foto thoraks dengan proyeksi AP (Antero-Posterior), yaitu:
a)      Pada proyeksi AP, biasanya menghasilkan foto yang kurang baik dibanding proyeksi PA, karena jantung akan tampak lebih besar terutama apabila fokus terhadappasien lebih dekat. Disamping itu, biasanya skapula akan menutupi lapangan paru, karena posisi tangan tidak diatur dan diafragma jugaakan lebih tinggi karena pasien tidak nafas dalam.
b)      Proyeksi AP bisa dilakukan terhadap pasien dengan posisi supine, duduk atau semi fowler.
c)      Biasanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat mobilisasi karena penyakit kritis atau pada pasien pasca bedah.
d)     Mesin yang digunakan adalah mesin foto ‘portable’.
c.       Proyeksi Lateral
Cara pemeriksaan foto thoraks dengaan proyeksi Lateral, antara lain:
a)      Proyeksi dengan posisi lateral dilakukan tergantung pada indikasi baik lateral kanan atau lateral kiri.
b)      Biasanya, dilakukan bila perlu diperlukan untuk kepastian diagnosa yang tidak diperoleh dengan foto proyeksi lainnya.
E.     Cara Membaca Hasil Photo Thoraks
Yang perlu diperhatikan dalam membaca hasil sebuah photo thoraks, adalah:
a.       Identitas Pasien yang meliputi nama, no. MR (Medical Record), tanggal, jam Pengambilan.
b.      Ketajaman Sinar
a)      Apabila terlalu radiopage (terang) atau terlalu radiosulen (gelap), maka foto harus diulang oleh karena akan mengacaukan interpretasi.
b)      Pengambilan foto yang baik adalah pada saat pasien inspirasi, dimana akan terlihat tulang rusuk anterior sampai dengan tulang rusuk 6 dan tulang rusuk posterior sampai dengan tulang rusuk 8.
c.       Posisi/Centering
Posisi yang baik hendaknya harus diperhatikan, dimana sternum tampak tegak lurus dengan tulang klavikula.
d.      Densitas
adalah derajat tebalnya bayangan hitam pada film atau daya serap terhadap X-ray.
Para radiolog menggolongkan densitas menjadi 4 golongan, yaitu:
a)      Densitas Udara (gas density)
Densitas udara merupakan densitas yang paling rendah oleh karena udara/gas sedikit menyerap sinar. Contoh: Paru, bronkhi, trakhea, alveoli.
b)      Densitas cairan (water density)
Contoh: jantung, otot, aorta, pembuluh darah, darah diafragma.
c)      Densitas Lemak
Contoh bercak lemak daerah hilar.
d)     Densitas logam (Densitas yang paling terang)
Contoh: Densitas tulang-tulang rusuk, skapula.
e.       Trakhea
a)      Tampak jelas sebagai garis tengah.
b)      Jadi, letaknya harus tepat ditengah-tengah.
c)      Bila terdapat pergeseran/ deviasi, bisa karena letak film yang tidak tepat atau memang karena ada kelainan paru-paru
d)     Bila trakhea terdorong ke sisi yang sehat,kemungkinan terjadi pneumo-thoraks, efusi pleura.
e)      Bila trakhea terdorong ke sisi yang sakit, kemungkinan terjadi atelektasis.
f.       Batas-batas normal Jantung
Struktur jantung dapat dibedakan dari tepinya oleh karena terdiri darijaringan dan darah (air) sehingga densitas air yang tampak cukup padat.
a)      Batas-batas normal jantung, adalah:
1.      Batas Kanan: Atrium Kanan, Vena Kava Superior.
2.      Batas Kiri: Arkus Aorta, Segmen Pulmonal, Ventrikel Kiri
3.      Batas jantung pada proyeksi lateral: batas depan, batas belakang (posterior).
4.      Batas Atas: Arkus aorta yang kemudian akan terus menjadi aorta desendens yang akan terlihat di depan tulang belakang.
b)      Ukuran Jantung
Secara keseluruhan, besarnya jantung dapat diukur dengan cara pengukuran CTR (Cardio Thoraxis Ratmo), Yaitu dengan menjumlahkan sisi terlebar jantung kanan (A) dan sisi terlebar jantung kiri (B), dan selanjutnya dibandingkan dengan luas rongga thoraks dikalikan 100%.
1.      Jantung normal besarnya 50%.
2.      Bila lebih dari 50% berarti terdapat pembesaran jantung.
3.      CTR normal: 50%
4.      Rumus besar jantung:  A + B  x 100 %
g.      Jaringan Lunak
a)      Bayangan payudara sering menutupi sudut kostrofrenik pada orang gemuk.
b)      Perhatikan adanya emfisema akibat pembedahan.
h.      Diafragma
a)      Ujung atas diafragma tampak nyata karena adnya kontras air udara.
b)      Ujung kiri bawah diafragma mungkin akan tmpak karena umumnya  tedapat udara dalam perut.
c)      Pada semua tahap respirasi, hemidiafragma kanan umumnya lebihtinggi 1 s/d 2cm dari sebelah kiri.
i.        Penilaian Keadaan Paru-paru
a)      Perhatikan densitas air yang ditimbulkan oleh pembuluh darah pulmonal lebih banyak terletak di daerah bawah daripada di bagian atas.
b)      Secara normal, aliran darahke bagian atas lebih sedikit.
c)      Jika tampak bayangan pembuluh darah yang menonjol di bagian atas, maka ini adanya tanda ‘kegagalan ventrikel kiri’.
d)     Hilus adalah daerah dimana pembuluh bronkhi dan pulmonal utama [ertama masuk ke paru.
e)      Pada foto thoraks, hilus umumnya terdiri dari: tanda vaskuler dan tampak sebagai densitas air pada masing-masing sisi mediastinum.
F.      Tanggung Jawab Bidan dalam Pemeriksaan Rontgen
Jika seorang pasien akan dilakukan pemeriksaan foto thoraks, maka tanggung jawab  seorang bidan, adalah:
a.       Jelaskan apa yang akan dilakukan pada pasien dan mengapa hal ini dilakukan.
b.      Tenangkan pasien dan duduklah bila keadaan pasien memungkinkan.
c.       Bidan harus selalu mendampingi guna membantu fotografer.
d.      Perhatikan agar tidak terjadi tegangan pada salah satu kabe, pipa EET,selang infus, dan tidak ada yang terlepas.
e.       Usahakan tidak ada yang mnghalangi lempengan foto agar dapat diambil foto yang jelas.
f.       Pada pasien yang mengalami hipotensi, mungkin lebih baik dibuat fotodalam posisi berbaring.
g.      Hal tersebut diatas sangat penting terutama pada pemeiksaan foto ruangan dengan menggunakan alat yang portable.
G.    Tekhnik Pelaksanaan Rontgen
a.       Persiapan Pasien
1.      Lepaskan benda-benda yang terbuat dari logam pada daerah yang akan difoto (Misal: Foto Thorax, maka melepaskan kalung, bros, dll).
2.      Bila pemeriksaan rontgen membutuhkan persiapan, pasien datang ke radiologi sudah melakukan persiapan (untuk: BNO/FPA, FPA/UIV, COLON IN LOOP)
3.      Untuk foto ulang/ kontrol harap membawa foto sebelumnya (sebagai perbandingan keberhasilan terapi/ pengobatan)
4.      Bila anda wanita dalam usia subur, beritahukan petugas apabila anda hamil.
5.      Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan tanyakan kepada petugas
b.      Persiapan dan Pelaksanaan Pemeriksaan Rontgen
1.      Lakukan informed consent
2.      Tidak ada pembatasan makanan atau cairan.
3.       Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA (posterior anterior) dapat dilakukan dengan posisi berdiri dan foto AP (anterior posterior) lateral dapat juga dilakukan,baju harus diturunkan sampai ke pinggang, baju kertas atau baju kain dapat digunakan dan perhiasan dapat dilepas, anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada waktu pengambilan foto sinar X.
4.      Pada jantung foto PA  dan lateral kiri dapat diindikasi untuk mengevaluasi ukuran dan bentuk jantung, perhiasan pada leher harus dilepaskan, baju diturunkan hingga ke pinggang.
5.      Pada abdomen pelaksanaan fotoharus dilakukan sebelum pemeriksaan IVP, baju harus dilepaskan dan digunakan baju kain/ kertas. Pasien tidur telentang dengan tangan menjauh dari tubuh,testis harus dilindungi.
6.      Pada tengkorak, sebelum pelaksanaan foto, penjepit rambut harus dilepaskan, kaca mata gigi palsu sebelum pemeriksaan.

7.      Pada rangka bila dicurigai terdapat fraktur anjurkan puasa, dan imobilisasi pada daerah fraktur.